Pernah nggak, udah ngantuk tapi tetap scroll media sosial sampai jam 1 pagi, padahal tahu besok harus bangun pagi?
Kalau iya, kamu bukan malas — kamu sedang mengalami yang disebut sleep procrastination, alias kebiasaan menunda tidur demi menikmati waktu “me time” di malam hari.
Fenomena ini umum banget di generasi muda yang sibuk, karena malam hari sering jadi satu-satunya waktu buat diri sendiri setelah seharian penuh kerja, kuliah, atau urusan hidup.
Apa Itu Sleep Procrastination?
Sleep procrastination adalah kebiasaan menunda waktu tidur tanpa alasan jelas, biasanya demi melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan seperti nonton, scroll HP, atau sekadar rebahan sambil mikir hal random.
Menurut BBC Worklife, fenomena ini muncul karena orang merasa kehilangan kontrol atas waktunya di siang hari, sehingga malam jadi “pelampiasan” buat mengembalikan rasa kebebasan.
Ciri-Ciri Sleep Procrastination
- 😴 Tahu harus tidur, tapi tetap menunda tanpa alasan penting.
- 📱 Kebanyakan waktu dihabiskan untuk scroll media sosial atau streaming.
- ⏰ Tidur jauh lebih larut dari rencana awal, padahal udah ngantuk.
- 💭 Sering bilang, “Cuma 10 menit lagi deh,” tapi ujungnya jam 2 pagi.
Kalau kamu sering ngalamin ini, kamu nggak sendiri — tapi hati-hati, kebiasaan ini bisa pelan-pelan mengganggu kesehatan mental dan fisikmu.
Kenapa Kita Sering Menunda Tidur?
🧠 1. Butuh Kendali atas Waktu
Di siang hari, waktu kita diatur oleh kerjaan, tanggung jawab, dan jadwal orang lain.
Malam hari terasa seperti satu-satunya momen bebas — walaupun akhirnya malah bikin kelelahan besoknya.
💡 2. Kelelahan Mental tapi Belum Siap Istirahat
Otak kamu lelah, tapi masih ingin “hadiah kecil” setelah hari panjang.
Scroll TikTok, nonton YouTube, atau main game jadi bentuk self-reward — sayangnya, itu justru memperpanjang waktu tidurmu.
📱 3. Distraksi Digital yang Susah Ditolak
Satu notifikasi aja bisa bikin kamu buka HP lagi, dan tahu-tahu udah sejam lewat.
Menurut Wired, notifikasi malam bisa memicu dopamin — bikin otak terus aktif padahal tubuh udah pengin istirahat.
💬 4. FOMO (Fear of Missing Out)
Rasa takut ketinggalan berita, gosip, atau konten bikin kamu terus pengin update, bahkan kalau itu berarti ngorbanin jam tidur.
Dampak Sleep Procrastination
🧠 1. Kualitas Tidur Buruk
Kurang tidur bikin otak sulit fokus dan memproses informasi.
💬 2. Produktivitas Turun
Pagi jadi berat, mood buruk, dan energi cepat habis.
💭 3. Kesehatan Mental Menurun
Kebiasaan menunda tidur bisa memicu stres, cemas, dan perasaan gagal ngatur hidup.
💉 4. Risiko Fisik Meningkat
Menurut Kompas Health, kurang tidur kronis bisa meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan gangguan metabolisme.
Cara Mengatasi Sleep Procrastination
🕐 1. Tetapkan Jam “Wind Down” (Transisi ke Tidur)
Satu jam sebelum tidur, matikan layar, redupkan lampu, dan pilih aktivitas tenang seperti baca buku atau journaling.
📵 2. Batasi Penggunaan HP di Tempat Tidur
Tempat tidur = untuk tidur.
Kalau kamu pakai HP di kasur, otak akan mengasosiasikan tempat tidur dengan aktivitas, bukan istirahat.
⏰ 3. Atur Jadwal Tidur yang Konsisten
Tidur dan bangun di jam yang sama setiap hari bantu tubuhmu menyesuaikan ritme alami.
🌙 4. Ubah “Me Time” Jadi Aktivitas Sehat
Kalau kamu butuh waktu buat diri sendiri, coba ganti scrolling malam dengan meditasi, stretching, atau menulis refleksi harian.
🧘 5. Sadari Polanya, Bukan Sekadar Lawan
Sleep procrastination sering muncul karena kebutuhan emosional, bukan sekadar malas tidur.
Tanya diri sendiri: “Kenapa aku nggak mau tidur?” — kadang jawabannya bisa lebih dalam dari yang kamu kira.
Kesimpulan
Sleep procrastination bukan sekadar kebiasaan buruk, tapi tanda kalau kamu butuh waktu lebih buat dirimu sendiri.
Menunda tidur mungkin terasa seperti me time, tapi dampaknya justru bikin kamu makin lelah dan nggak produktif.
Coba atur ulang prioritas, ler.
Karena istirahat yang cukup juga bentuk self-care, bukan kemewahan. 🌙💤







