Christopher Rodriguez
Jakarta – Tren sosial media viral kembali mencuri perhatian publik pada Rabu (24/9/2025), ketika sebuah video tantangan dance “SkyFlip Challenge” mendadak menyebar di TikTok. Video ini pertama kali diunggah oleh seorang kreator asal Bandung dan hanya dalam 48 jam sudah ditonton lebih dari 25 juta kali. Fenomena ini memperlihatkan bagaimana kreativitas digital bisa dengan cepat mengubah perilaku pengguna internet. Apa yang membuat tren ini viral, siapa yang memulainya, dan bagaimana dampaknya bagi masyarakat?
Kronologi Kejadian
Tren sosial media ini bermula dari akun TikTok @RizkySky yang mengunggah video dirinya melakukan gerakan salto sederhana dengan latar musik elektronik upbeat. Dalam waktu singkat, video tersebut diputar ulang jutaan kali, kemudian direplikasi oleh kreator lain di Indonesia, lalu menyebar ke Malaysia, Filipina, hingga Amerika Serikat.
Menurut laporan Kompas, sejak tiga hari terakhir, lebih dari 500 ribu video dengan tagar #SkyFlipChallenge telah diunggah di berbagai platform.
Fakta dan Data Terkini
Berdasarkan data TikTok Trending Insight, jumlah interaksi dengan konten #SkyFlipChallenge telah menembus 120 juta views pada pekan pertama.
Platform Instagram Reels juga mencatat lonjakan unggahan serupa, sementara Twitter (X) dipenuhi meme dan komentar kocak terkait tantangan ini.
Fenomena ini mengingatkan publik pada tren global sebelumnya, seperti #IceBucketChallenge dan #JiggleJiggleDance.
Baca juga: Dampak Krisis Energi Global terhadap Indonesia
Dampak atau Reaksi Publik
Reaksi publik terhadap tren sosial media ini sangat beragam. Banyak pengguna merasa terhibur, bahkan menjadikan tantangan ini sebagai cara baru untuk berinteraksi dengan teman.
Namun, ada pula kritik yang muncul. Beberapa warganet mengingatkan soal potensi cedera jika gerakan dilakukan tanpa latihan atau keamanan yang memadai.
Sejumlah sekolah di Jakarta bahkan mengeluarkan imbauan agar siswa berhati-hati mengikuti tren ini.
Analisis & Opini Ahli
Pakar komunikasi digital dari Universitas Padjadjaran, Dr. Dinda Permatasari, menilai tren ini mencerminkan kekuatan algoritma sosial media.
“Fenomena viral terbentuk dari interaksi cepat antara kreator, musik, dan algoritma. Tantangan ini berhasil karena sederhana, mudah diikuti, dan punya unsur hiburan tinggi,” jelasnya.
Menurut BBC News, tren sosial media viral seringkali menjadi indikator bagaimana budaya populer terbentuk secara digital.
Selain itu, analis pemasaran digital menilai fenomena ini bisa dimanfaatkan brand untuk kampanye kreatif yang relevan dengan audiens muda.
Langkah atau Prospek ke Depan
Pakar menilai tren sosial media viral seperti #SkyFlipChallenge kemungkinan akan bertahan selama dua hingga tiga minggu, sebelum digantikan tren baru.
Namun, dampaknya bisa lebih panjang jika dimanfaatkan oleh influencer besar atau perusahaan yang kreatif membuat kampanye dari fenomena ini.
Ke depan, tren sosial media viral akan terus menjadi bagian penting dari komunikasi digital, sekaligus mencerminkan arah budaya internet global.
Kesimpulan
Tren sosial media viral 2025 lewat #SkyFlipChallenge memperlihatkan bagaimana kreativitas sederhana bisa menjelma fenomena global dalam waktu singkat. Fakta terbaru menunjukkan jutaan interaksi tercipta hanya dalam hitungan hari.
Meski memberi hiburan, tren ini juga memunculkan risiko jika dilakukan tanpa kewaspadaan. Publik kini menanti tren viral berikutnya yang akan mendominasi layar ponsel.
